Minggu, 19 Juni 2011

accelerated learning

(PERCEPATAN BELAJAR)

MAKALAH



OLEH :

TAHER,S.Pd.I





















                                    


KATA PENGANTAR

                Bismillahirrohmanirrohim Alhamdulillahirobbilaalamin, puji syukur kehadirat kehadirat Allah SWT Sang Maha Tahu, Sang Maha Pemilik Segala Ilmu atas ijin – Nya memberikan waktu kepada penyusun sehingga makalah berjudul Accelerated Learning atau dalam bahasa Indonesia Percepatan Belajar ini dapat diselesaikan sebagai salah satu bagian tugas dari mata kuliah Orientasi Baru Dalam Psikologi Belajar dibawah bimbingan yang penyusun banggakan yaitu bapak Dr. Budi Raharjo, M.pd.
Pembahasan makalah ini memasuki nauansa dunia pembelajaran peserta didik yang kita cintai. Secara garis besar Accelerated learning adalah pembelajaran yang alamiah, yang didasarkan pada cara orang belajar secara alamiah dengan memperhatikan prinsip dasar Accelerated Learning dan tidak memisahkan individu dari alam dan dari pengalaman holistiknya.Cara belajar cepat  merubah ruang kelas secara total. Ketika para pengajar menggunakan aneka permainan dan aktivitas, emosi dan musik, relaksasi, visualisasi, permainan peran, warna, peta konsep, proses belajar menjadi hal yang menyena
ngkan dan bebas tekanan.
Lebih khsus pada ranah aplikasi, Accelerated Learning telah diadopsi dan diimplementasikan di Indonesia di beberapa sekolah dengan beberapa sebutan; kelas percepatan, kelas unggulan, atau full days yang  pada dasarnya sistem penerapan dengan situasi belajar yang alamiah, luwes, gembira, menyenangkan,dengan mementingkan aktifitas mental, maka dapat di sebut sebagai accelerated learning.Beberapa contoh penerapan accelerated learning di Indonesia adalah ;Kelas Percepatan di SD Lab Universitas Negeri Malang (UM) , Program Kelas Unggulan,Program Belajar Sehari Penuh (Full Days School), Program Percepatan Versi Pendidikan Nasional (Diknas).
Sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik ALLAH SWT sang Maha Pemilik Hikmah dan Kebijaksanaan. Makalah sederhana ini tentu saja masih perlu penyempurnaan, untuk itu kritik dan saran perbaikan, kami harapkan demi penyempurnaannya, sekaligus menambah wawasan bagi kita semua. Terimaksih.
                                                                                                Penyusun


                                                                                                Taher
                                   


ABSTRAKSI
                                                               
                                ACCERELATED LEARNING
                  PERCEPATAN BELAJAR
LANDASAN TEORI
                                                                  
                                  Georgi Lozanov MD, PhD  




STRATEGI                                                                                                                         PRINSIP                                                                          
KONSEP
                                                     
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ (190) الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (191)

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
 dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
 mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata):
“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.
(ALLAH SWT, SANG PEMILIK SEGALA ILMU)



"The point is to develop the childlike inclination for play and the childlike desire for recognition ............Such a school demands from the teacher that
he be a kind of artist in his province."
 --  Albert Einstein --




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
ABSTRAKSI..........................................................................................................................................iii
MOTTO..................................................................................................................................................iv
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................................v
PENDAHULUAN
            Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
            Landasan Teori ......................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN
            Prinsip – prinsip Pokok Percepatan Belajar .............................................................................  5
            Strategi Percepatan Belajar ....................................................................................................... 6
PENUTUP
            Kesimpulan ................................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA
           








PENDAHULUAN
I.        LATAR BELAKANG
Percepatan Belajar atau dalam bahasa inggris lebih dikenal dengan istilah Accelerated learning
merupakan suatu cara belajar alamiah yang intinya adalah filosofi pembelajaran dan kehidupan yang mengupayakan demekanisasi dan memanusiakan kembali proses belajar, serta menjadikan pengalaman
bagi seluruh tubuh, pikiran, dan pribadi (Meier,2000).
Sementara itu banyak orang berasumsi bahwa Percepatan Belajar adalah segala kegiatan yang mempercepat proses pembelajaran, seperti belajar kelompok maupun kegiatan berkala yang memungkinkan meningkatkan pembelajaran, tapi sama halnya dengan  alat pengajaran mungkin adalah benar bahwa metode percepatan pembelajaran lebih luas dari asumsi tersebut. Percepatan pembelajaran menggabungkan antara pengalaman yang diperoleh dengan penguatan positif dari kemampuan – kemampuan pembelajaran alamiah dari tiap – tiap individu.

2. LANDASAN TEORI
PercepatanPembelajaran merupakan sebuah sistem yang diperoleh dari penyelidikan yang rinci terhadap pikiran/otak manusia dan bagaimanakah ia memperoleh ilmu pengetahuan, dengan mempertimbangan penelitian psikologi dan ilmu medis. Georgi Lozanov, MD, PhD yang merupakan ahli psikology dan psikiater menyatakan bahwa ;
“Learning is enhanced when tension, stress, and preconceptions are removed and the powerful learning must engage both the analytical brain and the emotional brain, along with both states of mind—the conscious and the unconscious”.
Georgi Lozanov, MD, PhD. Theory
Dari teori tersebut diatas dapat diasumsikan bahwa pembelajaran dipercepat dan dipacu  ketika ketegangan, tekanan, dan prasangka – prasangka dihilangkan dan pembelajaran yang penuh kekuatan/makna harus menggunakan antara analisa otak dan emosi otak yang berhubungan dengan pusat pikiran antara kesadaran dan ketidaksadaran/alam bawah sadar. Ia merupakan sebuah sistem  pendekatan pengajaran yang menyeluruh terhadap individu/anak didik,  mengandung unsur – unsur khusus yang utama yang, ketika digunakan bersamaan, memperkuat para siswa agar belajar lebih cepat, lebih efektif dan dengan menyenangkan.
          Ciri – ciri Pembelajaran Cepat
                                                                                                                                   
Percepatan Pembelajaran atau Accelerated Learning memiliki ciri cenderung: luwes, gembira, banyak jalan, mementingkan tujuan bekerjas ama, manusiawi, multi indrawi, bersifat mengasuh, mementingkan aktivitas,melibatkan mental, emosional dan fisik serta lebih mengutamakan hasil, bukan sarana at
au metode tertentu. Metode apapun yang dapat mempercepat dan meningkatkan pembel
ajaran, bisa dimasukkan dalam metode Accelerated Learning seperti contohnya Pembelajaran Integral/Integral Learning sebagai sebuah variasi dari Percepatan pembelajaran yang dikompilasikan Barry Browne – Carstetter di Spanyol.
Accelerated learning berkembang pesat sekitar tahun 1970. Perkembangan itu dimotori oleh Schroeder dan Orstrander ketika itu menerbitkan sebuah buku berjudul Superlearning. Isi buku ini memuat ide pembelajaran dengan suggestology hasil kerja seorang psikiater dan psikoterapi dari Bulgaria yang bernama Lozanov. Pada sekitar tahun 1950 Lozanov sedang menangani seorang pasien yang mengalami gangguanpsikologis. Dengan teknik-teknik sugesti akan kesembuhan mereka dan menenangkan mereka dengan musik barok (musik abad 17). Hasilnya ternyata pasien tersebut mengalami kesembuhan. Lozanov menyebutkan ini sebagai suggestology dengan berasumsi bahwa setiap manusia memiliki cadangan pikiran yang tersembunyi dan hal ini dapat diaktifkan kembali dengan sugesti dan musik dalam keadaan rileksasi (http://dr-lozanov. Dir-bg/page2). Kenyataan tersebut diterapkan di dunia pembelajaran. Lozanov mengadakan studi penelitian dalam ilmu jiwa untuk memberi sugesti positif
dan pengaruh musik terhadap siswa-siswa dalam pembelajaran.
 Lozanov merasa yakin bahwa metode ini juga dapat diterapkan pada dunia pendidikan, dengan mengaktifkan cadangan gelombang otak pada siswa. Keberadaan jiwa dalam memimpin pribadi, membuat konsentrasi mental, disiplin diri, perenungan dengan musik dalam keadaan yang rilek untuk meningkatkan memori. Beliau mendapatkan hasil penelitiannya, siswa-siswa tersebut dapat menyerap lebih cepat materi belajarnya. Saat itu yang digunakan sebagai penelitian adalah pembelajaran bahasa asing. Dia mendapatkan hasil penelitiannya bahwa: musik, sugesti positif, mainan anak-anak memungkinkan siswa untuk belajar lebih cepat dan jauh lebih efektif. Kabar mengenai temuan ini menyulut imajinasi guru bahasa dan guru-guru matapelajaran yang lain untuk mencoba menerapkan. Terapi dengan sugesti ini dinamakan sebagai suggestology, didefinisikan sebagai ilmu (studi ilmiah) untuk memberi kesan. Kesan yang diberikan adalah bahwa setiap siswa akan mampu mengikuti setiap pembelajaran dengan berhasil, pelajaran tidak ada yang sulit, dan situasi belajar yang menyenangkan. Sedangkan aplikasinya dalam proses belajar mengajar diberinama suggestopedia.
     

PRINSIP – PRINSIP SUGGESTOPEDIA
(http://dr-lozanov. Dir-bg/page2. htm)
Dalam kelas suggestopedia, belajar dalam kelas merupakan proses perjalanan belajar yang menyenangkan. Proses belajar mengajar diibaratkan sebagai konser aktif dengan bermain peran, game, nyayian/musik, serta aktifitas yang lain. Penciptaan yang menyenangkan dalam situasi rilek tersebut akan meningkatkan gelombang otak sehingga energi informasi mengalir dengan muda antara guru dan para siswa, dan antara siswa satu dengan yang lainnya.
Perkembangan pembelajaran suggestopedia diterima dengan antusias oleh ahli-ahli pendidikan. Pada tahun 1970, Don Schuster dari Iowa State University, dan Ray Bordon dan Charles Gritton, mulai menerapkan metode ini dalam pengajaran di SMU dan Universitas, dan hasilnya positip. Pada tahun 1975 mereka bersama-sama tokoh yang lainnya mendirikan The Society for Accelerative Learning and Teaching (SALT) dan mulai mensponsori konferensi-konferensi internasional serta UNESCO dan Kementerian Pendidikan Bulgaria.
Hasil konverensi tersebut memberikan rekomendasi kepada UNESCO tentang suggestop
odia, yaitu: (1) kesepakatan bahwa suggestopedia adalah metode mengajar yang unggul untuk setiap orang dengan berbagai tipe siswa, (2) meningkatkan kemampuan mengajar untuk mendapatkan sertifikasi, (3) pelatihan guru suggestopedia harus dimulai secepat mungkin, dan (4) UNESCO harus mempersatukan perkumpulan suggestology dan suggestopedia internasional, dan perlu memberi bantuan dan bimbingan Lozanov untuk mengadakan pelatihan, penelitian, koordinasi, dan mengumumkan  hasilnya SALT kini sudah mengembangkan pembelajaran dengan beberapa teknik dan metode unt
uk mengefektifkan belajar. SALT sekarang berganti nama The International Alliance for Learnin (IAN) dan masih mensponsori konferensi-konferensi Internasional diAmerika Serikat bagi peserta internasional. Konferensi-konferensi yang dilakukan berkaitan dengan peningkatan mutu pembelajaran, dan mutu pendidikan. Kini di beberapa negara sudah memiliki asosiasi serupa itu, seperti di Inggris Society for Effektive Learning (S.E.A.L) , di Jerman The German Society for Sugestopedic T
eaching and Learning (D.S.G.L).





                                                                                       







PEMBAHASAN

2.1.  PRINSIP – PRINSIP POKOK PERCEPATAN PEMBELAJARAN

BELAJAR MELIBATKAN SELURUH PIKIRAN DAN TUBUH
BELAJAR ADALAH BERKREASI BUKAN MENGKONSUMSI



BEKERJASAMA
 











PEMBELAJARAN BERLANGSUNG SECARA SIMULTAN
                 



BELAJAR DENGAN MENGERJAKAN PEKERJAAN ITU SENDIRI / UMPAN BALIK
EMOSI POSITIF SANGAT MEMBANTU PEMBELAJARAN
OTAK – CITRA MENYERAP SECARA LANGSUNG DAN OTOMATIS
 











Beberapa prinsip pokok sehingga proses pembelajaran itu dikatakan sebagai Accele
reted Learning/Percepatan Pembelajaran, yaitu :
1. Belajar melibatkan seluruh pikiran dan tubuh. Belajar tidak hanya menggunakan otak  (sadar,   rasional, memakai otak kiri dan verbal). Tetapi juga melibatkan seluruh tubuh/pikiran dengan segala emosi, indra, dan sarafnya.
2. Belajar adalah berkreasi, bukan mengkonsumsi. Pengetahuan bukanlah sesuatu ya ng diserap oleh siswa, melainkan sesuatu yang diciptakan siswz, dalam hal ini siswa memadukan pengetahuan dan ketrampilan baru ke dalam struktur dirinya yang telah ada. Jadi belajar secara harfiah adalah menciptakan makna baru, jaringan saraf baru, dan pola interaksi elektrokimia baru di dalam sistem otak/tubuh secaramenyeluruh.
3. Kerjasama membantu proses belajar. Bekerja sama dengan kawan-kawan akan mempercepat pembelajaran pembelajaran dan hasil belajar, dibandingkan dengan persaingan di antara siswa (individu) akan memperlambat pembelajaran dan hasil belajar.
4. Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkat secara simultan. Pembelajaran yang melibatkan orang pada banyak tingkatan secara simultan (saar dan bawah sadar,mental dan fisik) dan memanfaatkan seluruh saraf reseptor, indra, dan jalan dalam sistem total/tubuh seseorang. Otak bukanlah prosesor berurutan melainkan prosesor pararel, otak akan berkembang pesat jika ditantang untuk melakukan banyak hal sekaligus.
5. Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri (dengan umpan balik).Belajar paling baik adalah belajar dalam konteks (pembelajaran kontektual) Hal yang dipelajari secara terpisah akan sulit diingat dan mudah menguap. Pengalamannyata (konkrit) dapat menjadi guru yang jauh lebih baik daripada sesuatu yang hipotesis dan abstrak, asalkan di dalamnya tersedia peluang untuk terjun langsungsecara total, mendapatkan umpan balik, merenung, dan menerjunkan diri kembali.
6. Emosi positip sangat membantu pembelajaran. Perasaan menentukan kualitas dan juga kuntitatas belajar seseorang. Perasaan negatif menghalangi belajar. Perasaan positip terhadap pembelajaran akan mempercepat dan memperlancar proses belajar mengajar. Belajar yang penuh tekanan, menyakitkan dan bersuasana muram tidak dapat mengungguli hasil belajar yang menyenangkan, santai, dan menarik hati.
7. Otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis. Sistem saraf manusia lebih merupakan prosesor citra daripada prosesor kata. Gambar yang kongkrit jauh lebih mudah ditangkap dan disimpan daripada abstraksi verbal.



2. 2. STRATEGI PERCEPATAN BELAJAR
Strategi cara belajar cepat dalam Accelerated Learning merupakan paduan dari metode-metode yang dibagi menjadi enam langkah dasar yang dapat dingat dengan mudah dengan menggunakan singkatan M – A – S – T – E – R. Kata ini diciptakan oleh pelatih terkemuka Cara Belajar Cepat Jayne Nicholl. Kemudian strategi MASTER ini dielaborasi dan dikembangkan oleh Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl seperti  berikut ini:
Teori  >  Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl





1. M adalah Motivating Your Mind (Memotivasi Pikiran)
M
Dalam memotivasi pikiran maka seseorang harus berada dalam keadaan pikiran yang “kaya akal”, Itu berarti harus dalam keadaan relaks, percaya diri dan termotivasi. Jika mengalami stress atau kurang percaya diri atau tidak dapat melihat manfaat dari sesuatu yang dipelajari, maka ia tidak akan bisa belajar dengan baik. Memiliki sikap yang benar terhadap belajar tentang sesuatu adalah prasyarat mutlak. Seseorang harus mempunyai keinginan untuk memperoleh keterampilan atau pengetahuan baru, harus percaya bahwa dirinya betul-betul mampu belajar, dan bahwa informasi yang didapatkan akan mempunyai dampak yang bermakna bagi kehidupannya. Jika belajar hanya dianggap sebagai tugas belaka, maka besar kemungkinannya akan mengalami kegagalan. Maka dari itu, sebagai langkah penting pertama untuk memulai proses belajar, harus dapat menemukan AGB (Apa Gunanya Bagiku). Menanyai diri sendiri, memperdebatkan informasi yang ada, menanyai diri sendiri dengan pertanyan seperti “Apakah ini benar? Apakah ini dapat dimengerti?” adalah bagian-bagian yang esensial dari proses belajar, karena pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat menjaga fokus perhatian.




2. A adalah Aquiring The Information (Memperoleh Informasi)
A
Dalam belajar seseorang perlu mengambil, memperoleh dan menyerap fakta-fakta dasar subyek palajarran yang dipelajari melalui cara yang paling sesuai dengan pembelajaran inderawi yang disukai. Walaupun ada sejumlah strategi belajar yang harus diimplementasikan oleh setiap orang. Tetapi juga ada perbedaan pokok sejauh mana seseorang perlu melihat, mendengar, atau melibatkan diri secara fisik dalam proses belajar. Dengan mengidentifikasi kekuatan visual, auditori dan kinestetik, maka seseorang askan dapat memainkan berbagai strategi yang menjadikan pemerolehan informasi lebih mudah daripada sebelumnya.Ada beberapa strategi yang ditawarkan Colin dan Malcolm dalam memperoleh informasi agar lebih mudah :
a.    Dapatkan gambaran yang lebih menyeluruh tentang suatu obyek yang dimaksudkan.
Otak atau pikiran mampu merasakan keseluruhan dan sebagian dari suatu hal secara bersamaan. Otak secara aktif sibuk dalam “pembuatan makna”, yaitu mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya, sementara secara bersamaan memisahkan informasi ke dalam tempatnya masing-masing. Misalnya dalam membaca sebuah buku, cobalah membuka sekilas-sekilas seluruh halamannya. Catatlah (dalam hati) tajuk-tajuk bab, sub-sub tajuk bab, dan ilustrasi. Berhentilah sejenak, kemudian baca cepat suatu bagian yang benar-benar menarik perhatian. Inilah cara efektif umtuk mulai belajar.
b. Kembangkan gagasan inti
Setiap subyek pasti memiliki gagasan inti atau gagasan pokok. Dengan memahami gagasan inti, segala sesuatunya yang lain akan mudah dimengerti. Sekali bisa memahami gagasan pokoknya, seluruh subyeknya akan menjadi menarik.
c. Buat sketsa dari apa yang telah diketahui
Dalam memulai proses belajar perlu membuat beberapa catatan tentang apa yang telah diketahui yang berkaitan dengan apa yang akan dipelajari.Pertama-tama adalah mencatat apa yang telah diketahui. Barulah kemudian mencatat apa saja yang dibutuhkan untuk menemukan lebih banyak informasi yang terkait dengannya. Ini akan mendorong untuk mulai merumuskan pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran, kemudian mulai mencari jawaban-jawabannya dan akhirnya akan melibatkan sepenuhnya seseorang dalam proses belajarnya.
d. Bagi materi menjadi bagian-bagian kecil
Banyak pelajar yang gagal sebelum memulai belajar karena merasa apa yang sedang dilakukan sangar membebani. Untuk mengatasi hal ini adalah dengan memecah-mecah apa yang sedang dipelajari ke dalam bagian-bagian kecil. Dengan mendapatkan informasi bagian per bagian akan memperoleh sukses kecil yang berkesinambungan tanpa tekanan mental.
e. Bertanyalah terus
Dengan mempertanyakan terus apa yang belum diketahui akan membuat pikiran tetap fokus, dengan mencari dan menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang disusun akan menjaga ketertarikan terhadap subyek yang dipelajari.
f. Kenali gaya belajar sendiri
Walaupun masing-masing peneliti menggunakan istilah yang berbeda dan menemukan berbagai cara untuk mengatasi gaya belajar seseorang, telah disepakati secara umum adanya dua kategori utama tentang bagaimana kita belajar. Pertama, bagaimana kita menyerap informasi dengan mudah dan kedua, cara kita mengatur dan mengolah informasi tersebut. Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi.
Jika seseorang akrab dengan gaya belajarnya sendiri, maka dapat mengambil langkah-langkah penting untuk membantu agar belajar lebih cepat dan lebih mudah. Pada awal pengalaman belajar, salah satu di antara langkah-langkah pertama adalah mengenali modalitas seseorang sebagai modalitas visual, auditorial, atau kinestetik. Seperti yang telah diusulkan istilah-istilah ini, orang visual belajar dari apa yang mereka lihat, pelajar auditorial belajar melalui apa yang mereka dengar, dan pelajar kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan. Walaupun masing-masing dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya.
Mengidentifikasi dan memahami belajar sendiri dan gaya-gaya belajar orang lain, akan membuka pintu untuk meningkatkan kinerja dan prestasi serta memperkaya pengalaman dalam setiap aspek kehidupan. Seseorang akan mampu menyerap informasi lebih cepat dan mudah, dapat mengidentifikasi dan mengapresiasi cara yang paling disukai untuk menerima informasi, dapat berkomunikasi jauh lebih efektif dengan orang lain dan memperkuat pergaulan dengan orang lain.
3. S adalah Searching Out the Meaning (Menyelidiki Makna)
Mengubah fakta ke dalam makna adalah unsur pokok dalam proses belajar. Menanamkan informasi pada memori mengharuskan seseorang untuk menyelidiki makna seutuhnya secara seksama dengan mengeksplorasi bahan subyek yang bersangkutan. Mengubah fakta menjadi makna adalah arena di mana ke delapan kecerdasan berperan aktif. Setiap jenis kecerdasan adalah sumber daya yang bisa diterapkan ketika mengeskplorasi dan menginterpretasi fakta-fakta dari materi pelajaran. Teori Sembilan Kecerdasan dikemukakan oleh Gardner, yang secara garis besarnya adalah sebagai berikut :

1) Kecerdasan Linguistik (bahasa), yaitu kemampuan membaca, menulis, dan berkomunikasi  dengan kata-kata atau bahasa.
2) Kecerdasan Logis-Matematis, adalah kemampuan berpikir (menalar) dan menghitung, berpikir logis dan sistematis.
3) Kecerdasan Visual-Spasial, adalah kemampuan berpikir menggunakan gambar, membayangkan berbagai hal pada mata pikiran.
4) Kecerdasan Musikal, adalah kemampuan mengubah atau menciptakan musik, dapat bernyanyi dengan baik, atau memahami dan mengapresiasi musik.
5) Kecerdasan Kinestetik–Tubuh, adalah kemampuan menggunakan tubuh secara terampil dalam memecahkan masalah, menciptakan produk atau mengemuka-kan gagasan dan emosi.
6) Kecerdasan Interpersonal (sosial), adalah kemampuan bekerja secara efektif dengan orang lain, berhubungan dengan orang lain dan memperlihatkan empati dan pengertian, memperhatikan motivasi dan tujuan mereka.
7) Kecerdasan Intrapersonal, yaitu kemampuan manganalisis diri sendiri, mampu merenung dan menilai prestasi diri, serta mampu membuat rencana dan menyusun tujuan yang hendak dicapai.
8) Kecerdasan Naturalis, yaitu kemampuan mengenal flora dan fauna, melakukan pemilahan-pemilahan runtut dalam dunia kealaman, dan menggunakan kemampuan ini secara produktif.
9) Kecerdasan Eksistensional, yaitu kecerdasan dalam menyadari akan kemampuan dirinya akan terhadap lingkungan dan akan adanya Tuhan.
Dengan menggunakan semua jenis kecerdasan tersebut akan mendorong seseorang berpikir dalam cara baru, mampu menghidupkan informasi, menjadikannya mudah diingat, memungkinkan seseorang menginterpretasikan fakta, mengubahnya dari pengetahuan permukaan menjadi pemahaman mendalam, mengaitkan yang baru dengan yang sudah diketahui, membandingkan, menarik kesimpulan, dan menjadikan semua dapat digunakan dan bermakna bagi diri sendiri.
4. T adalah Triggering the Memory (Memicu Memori)
Memori menjadi bersifat menetap atau semestara, sangat tergantung pada bagaimana kekuatan informasi “didaftarkan” untuk pertama kalinya pada otak. Itulah sebabnya mengapa sangat penting untuk belajar dengan cara melibatkan indra pendengaran, penglihatan, berbicara dan bekerja, serta yang melibatkan emosi-emosi positif. Semua faktor tersebut membuat memori menjadi kuat.        
Di samping setiap orang memiliki berbagai tipe kecerdasan yang berbeda, mereka juga memiliki daya ingat (kemampuan mengingat) yang berbeda pula. Sebagian orang sangat baik dalam mengingat nama, wajah, atau angka, namun tidak ketiga-tiganya sekaligus. Akan tetapi sebenarnya setiap jenis memori dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode pelatihan yang benar. Dan berikut ini adalah beberapa metode untuk mengingat informasi yang sederhana maupun yang kompleks agar dapat tersimpan dalam memori:

a. Memutuskan untuk mengingat
Seseorang ingat sesuatu yang ingin dingatnya. Kata-kata kuncinya di sini adalah ingin. Seseorang harus membuat keputusan secara sadar bahwa ingin mengingat sesuatu. Jika seseorang ingin belajar sesuatu, harus memilihnya secara sadar. Harus menentukan pilihan (keputusan) untuk mengingat atau tidak mengingat. Beberapa ahli mengatakan bahwa untuk memasukkan informasi kedalam memori jangka panjang, harus memusatkan pikiran padanya selama paling tidak delapan detik.

b. Ambillah jeda, dan sering-seringlah
Dalam mengikuti suatu sesi kerja yang lama perlu mengambil jeda atau rehat setidaknya setiap 30 menit, dan hanya butuh waktu 2 hingga 5 menit, tetapi akan menjadi istirahat yang lengkap dari apa yang tengah dipelajari. Hal ini karena seseorang akan mengingat dengan sangat baik informasi yang didengar atau dilihat pada awal dan akhir suatu sesi belajar, maka dari itu dengan mengambil beberapa kali jeda, akan mengingat lebih banyak informasi yang diberikan di tengah-tengah.

c. “Ulangi” selama dan sesudah belajar
Pengulangan dan peninjauan kembali materi yang dipelajari merupakan tahap-tahap sangat penting dalam menciptakan memori jangka panjang. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang akan mengingat suatu informasi lebih lama setiap kali mengulanginya. Jika ingin mengingat sesuatu yang baru, ulangilah hal itu segera, dan ulangi lagi setelah 24 jam, lalu setelah satu minggu, setelah dua minggu, satu bulan dan enam bulan. Setelah itu sesorang akan mampu mengingatnya terus jika mengulanginya setiap enam bulan.

d. Ciptakan Memori Multi-Sensori
Setiap manusia memiliki memori terpisah atas apa yang dilihat, didengar, diucapkan, dan dikerjakan. Karena itu, pengalaman multi-sensori akan memperluas dan memperdalam potensi seseorang dalam mengingat. Maka, pastikan bahwa ada pengalaman-pengalaman visual (lihat/pandang), auditori (dengar), dan kinestetik (gerak-laku).

e. Ciptakan Akronim (Singkatan)
Akronim (singkatan) adalah kata yang dibentuk dari huruf atau huruf-huruf awal, atau masing-masing bagian dari sekelompok kata, atau istilah gabungan. Membuat berbagai akronim akan membuat lebih banyak memori menjadi menetap.

f. Kilatan Memori
Cara mengingat dengan teknik kilatan memori sangat efektif dan sederhana. Pada kenyatannya ketika cara itu digunakan di kelas, kebanyakan siswa memilihnya sebagai satu strategi yang paling baik untuk mengingat. Berikut ini cara yang dimaksud :
1) Buat catatan dalam bentuk peta konsep atau daftar ringkas
2) Pelajari dengan seksama selama satu atau dua menit
3) Kesampingkan catatan itu, lalu buat lagi peta konsep berdasarkan ingatan.
4) Kini bandingkan kedua peta konsep, akan segera terlihat ada yang terlewat.
5) Sekarang buatlah peta konsep yang ketiga, kemudian bandingkan dengan yang pertama. Suatu gagasan yang bahkan lebih baik adalah mengikat bersama kekuatan kilatan memori dengan sebuah akronim.
g. Kartu Belajar
Beberapa subyek cukup ideal bagi kartu-kartu belajar, misalnya rumus-rumus ilmiah atau kata-kata asing. Gunakan kartu-kartu itu pada waktu santai untuk mengulang dan menguji diri sendiri.
h. Belajar Secara Menyeluruh
Dalam mempalajari bahan yang banyak jangan melakukannya baris demi baris, pelajarilah secara menyeluruh sebagai satu kesatuan. Metode ini lebih efektif daripada metode “dari bagian ke keseluruhan” karena metode ini dimulai dari gambaran besar, pola yang menyeluruh, dan itu bersifat multi sensori.

i. Ubahlah Ke Dalam Bentuk Cerita
Seseorang bisa menambahkan dimensi lain dengan membuat sebuah cerita untuk membantu mengingat butir-butir kunci.

j. Iringi Dengan Musik
Dalam dunia pendidikan, pengaruh musik terhadap peningkatan kemampuan akademik sudah cukup lama diyakini, selain dapat berpengaruh positif terhadap kualitas kehidupan anak-anak, juga dapat merangsang keberhasilan akademik jangka panjang. Musik sebagai bentuk seni, diintegrasikan penyajiannya dalam bidang studi lain di sekolah dapat meningkatkan hasil belajar bidang studi itu selain hasil belajar musik sendiri. Musik dan ritme membuat seseorang lebih mudah mengingat. Hal ini disebabkan karena musik sebenarnya berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis seseorang. Selama melakukan pekerjaan mental yang berat, tekanan darah dan denyut jantung cenderung meningkat. Gelombang otak meningkat, dan otot-otot menjadi tegang. Selama relaksasi dan meditasi, denyut jantung dan tekanan darah menurun, dan otot-otot mengendur. Biasanya akan sulit berkonsentrasi ketika benar-benar relaks, dan sulit untuk relaks ketika berkonsentrasi penuh. Jadi relaksasi yang diiringi dengan musik membuat pikiran selalu siap dan mampu berkonsentrasi.
Mencari dukungan ;
Orang tua, guru, teman,  sahabat atau orang lain
5. E adalah Exhibiting What You Know (Memamerkan Apa Yang Anda Ketahui)
Menguji diri sendiri ;
Evaluasi  ; teman, guru, mandiri
 


                                                           

EXHIBITING WHAT YOU KNOW
MEMPRESENTASIKAN APA YANG DIKETAHUI
Gunakan apa yg telah dipelajari ; bebas dan berjarak dari lingkungan belajar
Mempraktekkan
Kepada teman atau sahabat
 




Untuk mengetahui bahwa seseorang telah paham dengan apa yang dipelajarinya bisa dilakukan dengan beberapa teknik. Pertama, dengan menguji diri sendiri. Buktikan bahwa dia memang betul-betul telah mengetahui suatu subyek dengan pengetahuan yang mendalam, bukan hanya luarnya saja. Menguji diri harus menjadi penjabaran otomatis dan langsung atas kemampuan yang dimiliki. Ketika seseorang menjadikan uji diri sebagai bagian otomatis dari teknik belajar maka seseorang akan menjadi “lebih mampu melihat fakta” atas kesalahan yang mungkin dilakukan. Seseorang akan mulai mengerti bahwa kesalahan mempunyai peran cukup berarti dalam belajar. Kesalahan adalah umpan balik yang bermanfaat, kesalahan adalah batu loncatan, bukan penghalang. Yang harus dipikirkan adalah bukan seberapa banyak kesalahan yang dibuat, tetapi apa jenis kesalahan yang dilakukan. Kesalahan hanyalah terminal-terminal sementara di jalan menuju sukses. Evaluasi dari teman sebaya dan guru merupakan bagian penting dalam mencapai puncak pembelajaran, tetapi yang paling penting adalah evaluasi mandiri. Evaluasi mandiri merupakan metode berpikir yang tinggi, karena membutuhkan kemampuan refleksi, analisis, sintesis, dan menilai. Kedua, mempraktikkan apa yang dipelajari kepada teman atau sahabat. Jika seseorang bisa mengajarkan apa yang diketahuinya kepada orang lain, maka hal ini menunjukkan bahwa dia telah paham, dan pengetahuan itu tidak hanya diketahuinya, tapi juga dimilikinya. Ketiga, menggunakan apa yang telah dipelajari secara bebas dan berjarak dari lingkungan belajar. Karena itulah mengapa langkah “pamerkan apa yang diketahui” sangat penting. Menggunakan apa yang telah dipelajari dalam cara yang berbeda, meningkatkan, serta mengembangkannya adalah penguasaan yang sebenarnya. Keempat, mencari dukungan dari orang lain, baik itu orang tua, atau teman belajar. Melalui cara ini akan didapatkan umpan balik langsung tentang ketepatan dan keefektifan cara belajar yang digunakan serta cara menpresentasikannya. Selain itu juga akan mendapat sudut pandang yang berbeda atas subyek yang dipelajari.
6. R adalah Reflecting How You’ve Learned (Merefleksikan Bagaimana Anda Belajar)
Seseorang perlu merefleksikan pengalaman belajarnya, bukan hanya pada apa yang telah dipelajari, tetapi juga pada bagaimana mempelajarinya. Dalam langkah ini seseorang meneliti dan menguji cara belajarnya sendiri. Kemudian menyimpulkan teknik-teknik dan ide-ide yang terbaik untuk diri sendiri. Secara bertahap, seseorang akan dapat mengembangkan suatu pendekatan cara belajar yang paling sesuai dengan kemampuan dirinya. Langkah terakhir dalam rencana belajar ini adalah berhenti, kemudian merenungkan dan menanyakan pertanyaan ini pada diri sendiri: Bagaimana pembelajaran berlangsung? Bagaimana pembelajaran dapat berjalan lebih baik? Dan apa makna pentingnya bagi saya?
Mengkaji dan merenungkan kembali pengalaman belajar dapat membantu mengubah karang penghalang yang keras menjadi batu pijakan untuk melompat ke depan. Sekali bisa mempelajari kombinasi personal kecerdasan dan cara belajar yang disukai, maka potensi belajar akan terbuka lebar-lebar. Pemantuan diri, evaluasi diri dan introspeksi terus-menerus adalah karakteristik kunci yang harus dimiliki pembelajar yang punya motivasi diri.
PENUTUP
KESIMPULAN
Secara garis besar Accelerated learning adalah pembelajaran yang alamiah, yang didasarkan pada cara orang belajar secara alamiah dengan memperhatikan prinsip dasar Accelerated Learning dan tidak memisahkan individu dari alam dan dari pengalaman holistiknya.Cara belajar cepat  merubah ruang kelas secara total. Ketika para pengajar menggunakan aneka permainan dan aktivitas, emosi dan musik, relaksasi, visualisasi, permainan peran, warna, peta konsep, proses belajar menjadi hal yang menyena
ngkan dan bebas tekanan.Makalah sederhana ini masih perlu penyempurnaan, untuk itu kritik dan saran perbaikan, kami harapkan demi penyempurnaannya, sekaligus menambah wawasan bagi kita
semua.Implementasinya di Indonesia dilakukan beberapa sekolah dengan beberapa sebutan (kelas percepatan, kelas unggulan, atau full days) pada dasarnya kalau mereka ini menerapkan dengan situasi belajar yang alamiah, luwes, gembira, menyenangkan,dengan mementingkan aktifitas mental, maka dapat di sebut sebagai accelerated learning. Tetapi penulis melihat ada ketidak sesuaian antara konsep accelerated learning yang asli dengan implementasinya di sekolah-sekolah.
Beberapa contoh penerapan accelerated learning di Indonesia adalah ; . Kelas Percepatan di SD Lab Universitas Negeri Malang (UM) , Program Kelas Unggulan, . Program Belajar Sehari Penuh (Full Days School), Program Percepatan Versi Pendidikan Nasional (Diknas),
Dengan kata lain bahwa konsep belajar cepat adalah suatu pendekatan dalam dunia pendidikan modern yang menawarkan alternatif baru dalam proses pembelajaran. Diharapkan, proses belajar yang selama ini merupakan kegiatan yang membebani siswa dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan dan efektif. Konsep ini adalah sebuah konsep belajar yang dilatarbelakangi oleh kecepatan perubahan dunia yang menuntut adanya upaya untuk mengantisipasi perubahan tersebut. Upaya itu adalah dengan terus menerus meningkatkan kemampuan belajar personal dan menguasai dua ketrampilan utama yang diyakini sebagai ketrampilan super pada dekade ini, yakni belajar bagaimana belajar dan belajar bagaimana berpikir. Untuk menguasai dua ketrampilan ini, metode belajar yang dikembangkan dalam accelerated learning lebih ditekankan pada kecenderungan masing-masing individu terhadap gaya belajar pribadinya. Dengan cara inilah seseorang akan dapat belajar dengan menggunakan cara yang paling alamiah, dan yang alamiah itu akan menjadikan proses belajar menjadi mudah, sedangkan belajar yang mudah akan menjadikan belajar menjadi lebih cepat.
Implikasi accelerated learning terhadap proses belajar mengajar di kelas meliputi tiga konsep dasar, yaitu konsep belajar mengajar, strategi pembelajaran, dan cara belajar siswa. Konsep belajar mengajar dalam accelerated learning menuntut adanya interaksi antara guru dan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar di kelas. Harus ada prakarsa dari guru terlebih dahulu untuk selanjutnya mendapat respon dari siswa. Jadi, antara konsep belajar dan konsep mengajar harus berjalan beriringan. Dalam strategi pembelajaran guru dituntut mampu merancang strategi-strategi yang dapat menjadikan proses belajar berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam cara belajarnya, siswa diminta mengaplikasikan metode belajar 6 langkah M-A-S-T-E-R pada setiap kegiatan belajar mengajar.












DAFTAR PUSTAKA


Deporter, Bobbi. 2003. Quantum Teaching Memperaktekkan Quantum di Ruang Ruang Ke
las. Saduran. Bandung:Kaifa.
_________. 1999. Quantum Teaching, Allyn and Baccon, Bandung: Kaifa.
_________, & Mike Hernacki. 1999. Quantum Learning, Bandung: Kaifa.
Dryden, Gordon & Jeanette Vos. 1999. The Learning Revolution. The Learning Web.Meir, Dave. 2002. The Accelerated Learning Handbook: Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan . Saduran. Bandung Kaifa.
Rose, Colin dan Malcolm J. Nicholl. 2003. Accelerated Learning for 21st Century
(Cara Belajar Cepat Abad XXI). Saduran. Bandung: Nuansa

                                                         















Tidak ada komentar:

Posting Komentar